Sabtu, 02 Januari 2010

Pleasure reading

Kiat menumbuhkan kegemaran membaca pada anak : bagaimana hal itu terjadi dan apa yang dapat anda lakukan
(Parents who love reading, kids who don’t)
Mary Leonhardt. Jakarta: Grasindo, 1997.


Banyak orangtua di Amerika Serikat yang merasa prihatin saat menyadari bahwa anak-anak mereka tidak suka membaca. Mereka menyadari keuntungan dari kegemaran membaca yang merupakan kegiatan yang dapat memperkaya hidup dan dapat mengganti kekosongan waktu dengan kegembiraan dan kesenangan.
Dari pengamatan, anak-anak yang gemar membaca (kutu buku) akan memiliki keunggulan dibandingkan dengan anak yang tidak suka membaca. Kegiatan membaca akan memudahkan pengembangan konsentrasi lisan karena anak sering menerima masukan informasi lisan dari buku yang dibacanya. Melalui membaca, anak-anak akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang luas sehingga mereka bisa mengikuti dan menikmati suatu diskusi dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak suka membaca. Mereka lebih mudah mengolah informasi baru, mempunyai lebih banyak tambahan ide, dan lebih cepat melihat kepelikan yang ada. Selain itu, karena mereka mempunyai kosa kata yang banyak dan beragam, mereka akan mudah menulis dengan baik dan mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. Yang lebih menggembirakan, anak yang gemar membaca akan mampu mengatasi masalah pribadi dan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk meraih kehidupan yang sukses.

Mengapa begitu banyak anak dan remaja tidak suka membaca? Jawabannya adalah: itu karena kesalahan orangtua. Jika anak tidak senang buku, itu karena orangtua mereka tidak cukup membacakan dongeng. Ketika anak beranjak besar, mereka tidak suka membaca karena orangtua mereka mengizinkan mereka banyak menonton televisi. Kerugian besar tidak dapat dihindari, jika anak-anak dibesarkan di rumah yang tanpa buku, dan tanpa orangtua yang suka membaca. Kerugian semakin besar karena kebanyakan kecintaan membaca hanya bisa diajarkan oleh orangtua.

Untuk mengembangkan minat baca perlu adanya campur tangan sekolah. Sekolah perlu memberikan fasilitas yang kondusif dengan menyediakan bahan bacaan yang sudah dikenal oleh anak-anak dan melengkapi dengan kursi dan bantal yang nyaman, dan juga kelas dipimpin oleh guru-guru yang senang mambaca. Saat anak-anak semakin baik dalam membaca, guru dapat mengembangkan mereka dengan buku anak-anak nonfiksi yang bervariasi. Dengan demikian, mereka akan memperoleh beragam pengetahuan yang tidak mereka dapatkan dari buku pegangan wajib yang sederhana dan membosankan.
Bagaimana menciptakan kesenangan membaca? Yang harus diingat adalah tidak memaksa anak-anak membaca banyak bacaan. Biarkanlah mereka membaca sedikit di rumah pada awalnya, daripada mereka membaca banyak hanya karena kita memaksanya. Kemudian, berikanlah anak-anak bahan bacaan yang mudah untuk dinikmati dan menyenangkan. Biarkanlah anak-anak membaca buku-buku yang membuat mereka merasa bahwa mereka adalah pembaca yang baik dengan menanyakan pendapat mereka tentang buku yang mereka baca. Jika Anda sudah mengetahui, buku-buku macam apa yang mereka sukai dan mengasyikkan bagi mereka, berusahalah untuk mencari dan memberikannya kepada mereka.
Jika anak Anda adalah termasuk anak yang enggan membaca, baik karena ia tidak suka maupun karena ia tidak mampu membaca, sebaiknya Anda tidak perlu berputus asa. Ada baiknya Anda mencoba tahap-tahap berikut:
1.      Berikan anak buku dan majalah yang penuh dengan gambar-gambar yang menarik. Biarkan ia membolak-balik buku-buku atau majalah tersebut. Sekali-kali, cobalah memintanya memilih buku/majalah sendiri untuk mengetahui minatnya.
2.      Biarkan ia membaca komik, majalah dan koran. Janganlah berpikir bahwa ketiga jenis bacaan tersebut bacaan yang buruk atau tidak bermutu. Untuk anak yang minat bacanya rendah atau kemampuan membacanya rendah, bacaan tersebut memiliki beberapa kelebihan, yaitu: komik memiliki karakter, garis cerita, jenis bahasa, dan nada yang sama. Sedangkan, majalah dan koran memiliki artikel dan cerita pendek yang dapat dibaca dalam waktu yang singkat oleh orang yang tidak suka membaca. Di samping itu, ada gambar yang bisa membantunya menerka arti kata yang tidak ia mengerti. Biarkan anak membaca bacaan tersebut, tetapi mulailah menggerakkannya untuk membaca buku.
3.      Berikanlah buku pertama kepada anak dengan ciri-ciri: yang memiliki penuturan cerita yang dilakukan dari sudut orang pertama; atau buku humor, karena anak seringkali terkesan pada buku yang lucu.
4.      Tahap berikutnya, umumnya anak menolak membaca buku lain di luar tulisan pengarang yang disukainya. Oleh karena itu, seringkali orangtua kerepotan menghadapinya. Namun, sebaiknya orangtua tetap mendukung dengan mencoba mencarikan buku yang disukainya.
5.      Selanjutnya adalah pengembangan. Orangtua harus mulai memperkenalkan bacaan lain di luar dari yang disukai anak. Anda bisa menyarankan buku jenis yang sama dari pengarang yang berbeda. Ini adalah waktu yang baik untuk mulai memanfaatkan perpustakaan sehingga jika anak tetap tidak ingin membacanya, Anda bisa mengembalikannya.
6.      Berikan dukungan untuk peralihan ke bacaan yang lebih luas. Jika Anak sudah terpikat pada buku kesenangannya, memberikan tugas membaca klasik akan membantunya me-ngembangkan bacaan. Ia akan dapat menikmati buku lain selain yang disenangi-nya. Anda sudah bisa menawarkan buku-buku yang pernah Anda senangi.
7.      Biarkan anak mencari buku sendiri. Pada tahap ini anak sudah mempunyai kebutuhan terhadap buku. Ia perlu sesuatu untuk dibaca. Ia menemukan pengarang-pengarang baru. Ia juga mencoba jenis-jenis fiksi baru. Ia selalu mencari buku berikutnya.
8.      Akhirnya, anak Anda menjadi kutu buku sejati karena ia sudah tidak bisa lepas dari buku. Ia tidak bisa kalau tidak membaca.
Orangtua harus menciptakan rumah sebagai tempat yang menyenangkan. Salah satu hal yang mungkin terjadi yaitu rumah Anda akan berantakan karena bisa jadi buku-buku akan tercecer dimana-mana. Selain itu, kesenangan membaca akan membutuhkan banyak biaya sehingga orangtua harus siap mengeluarkan sejumlah uang untuk pembelian buku-buku atau bahan bacaan lainnya.
Tentang televisi dan bacaan, belum ada keterkaitan yang jelas antara kegiatan membaca dan menonton televisi. Membatasi televisi tidak selalu mengarah pada peningkatan membaca; demikian juga sebaliknya, memperbolehkan menonton TV belum tentu mengurangi aktivitas membaca. Kadang-kadang membatasi televisi akan mendorong minat baca, namun seringkali juga tidak berhasil. Dalam kasus-kasus tertentu, upaya membatasi televisi menyebabkan anak-anak marah, bahkan membuat mereka bosan membaca, dan hanya mendorong mereka untuk melanggar peraturan. Aturan tentang menonton televisi sebaiknya telah diajarkan sejak usia prasekolah. Jika anak pada usia ini terbiasa untuk tidak terlalu sering menonton televisi dan lebih banyak membaca, maka ia nantinya akan lebih memilih membaca daripada menonton televisi. Usaha ini akan kurang berhasil jika diterapkan pada anak yang lebih besar mengingat mereka sudah tahu apa yang mereka inginkan, artinya jika mereka dilarang menonton televisi di rumahnya, ia akan pergi ke rumah teman untuk mendapatkannya. Namun, jika anak Anda banyak membaca dan juga menonton televisi, sebaiknya Anda membiarkan saja.
Untuk mempersiapkan anak berusia 3 atau 4 tahun (usia prasekolah) menjadi seorang pembaca yang andal adalah dengan membacakan cerita setiap saat. Hal ini akan menghindarinya mendapat kesulitan belajar di sekolah. Jika Anda berniat mengajarkan membaca, ajarkan abjad terlebih dahulu. Setelah pelajaran abjad berlangsung lancar, Anda bisa melanjutkan ke bunyi, terutama bunyi awal dari abjad-abjad yang sering digunakan. Pelajaran yang demikian bisa dilakukan dengan permain-an. Pengenalan abjad dapat dimulai ketika anak berusia tiga tahun dan pengenalan bunyi dimulai usia sekitar tiga setengah tahun. Namun, hal ini banyak tergantung pada si Anak. Ada anak yang lebih cepat, dan ada yang lebih lambat. Akan tetapi, jika Anda membuatnya menjadi ringan dan menyenangkan, tentu tidak akan menyulitkannya.
Setelah anak Anda mulai mengenali bunyi-bunyi awal, Anda dapat mulai dengan kata. Cara mengajarkan kata-kata yang mudah dan menyenangkan adalah dengan menempelkan setiap benda dengan tulisan yang mewakili benda itu (contoh: meja ditempeli tulisan “meja”). Sebaiknya, Anda hanya menempeli beberapa benda saja, selanjutnya biarkan anak yang menemani Anda menempelkan kartu yang ada pada benda yang tercantum. Cara lain adalah dengan memberikan kesempatan kepadanya untuk memiliki satu kata yang disukainya pada saat Anda mebacakan cerita untuknya. Jadi, setiap kali Anda tiba pada kata tersebut Anda berhenti dan biarkan dia yang menyebutkannya. Dengan cara ini, ia akan dapat dengan cepat menguasai, dua-tiga kata, atau lebih.
Untuk mendukung kemampuan membaca secara terus menerus, maka pada saat anak Anda harus bersekolah, Anda harus memilihkan sekolah yang dapat menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak untuk membaca. Carilah sekolah yang guru-gurunya menyenangi murid-muridnya, yang rasio guru-siswanya rendah dan memiliki daya tampung kelas yang memadai; yang gaya mengajarnya berbeda-beda; dan yang memiliki pelayanan konsultasi yang baik. Karena kegiatan membaca dapat membantu pembentukan pribadi anak yang cakap dan mandiri sehingga anak mampu memecahkan masalahnya sendiri, maka sebaiknya orangtua terus mendukung aktivitas membaca dan terus mengarahkan anak-anaknya dengan bijaksana sesuai dengan apa yang seharusnya.

1 komentar: